Djonews.com, SEMARANG – Lapak pedagang kaki lima (PKL) yang ada di sekitaran pintu masuk Pelabuhan Tanjung Emas atau tepat di bawah Flyover Jalan Arteri Pelabuhan di bongkar oleh Satpol PP Kota Semarang.
Padahal dulunya lokasi tersebut merupakan taman kota. Namun, karena perawatan kurang maksimal sehingga digunakan untuk PKL dan Karaoke liar. Nantinya, lokasi yang digusur tersebut akan di fungsikan kembali sebagai taman kota.
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengungkapkan pihaknya tengah mengerahkan puluhan petugas dan satu alat berat untuk membongkar lapak PKL tersebut.
“Kami sudah sampaikan melalui Lurah Tanjung Mas sampai tiga kali. Karena disini akan dijadikan taman kota tahun depan dan sudah seharusnya kawasan pelabuhan itu steril,” kata Fajar, Senin (19/12/2022).
Sebelum dilakukan penggusuran, Satpol PP sempat bernegoisasi dengan paguyuban pedagang dan karaoke yang ada di lokasi, disepakati pedagang akan membongkar lapaknya sendiri hingga batas waktu tanggal 7 Januari 2023.
Fajar menegaskan pada tanggal 9 Januari lokasi tersebut sudah bersih dari PKL. Toleransi ini memang diberikan karena banyak pedagang yang belum bersedia untuk menutup lapaknya.
Fajar juga menjanjikan akan menyediakan lokasi berdagang baru termasuk titik parkir bagi truk-truk besar yang memang selama ini memarkirkan truk disekitar lokasi PKL.
“Kalau karaoke akan direlokasi ke klitikan, nanti pedagang akan kami carikan tempat. Untuk truk juga akan dibantu Dinas Perhubungan mencari tempat parkir. Tempat ini sendiri akan ditangani DPU dan Disperkim. Hari ini kami dibantu polsek, jika nanti masih belum steril kami akan melibatkan petugas bantuan dari Polres,” tuturnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Fly Over Arteri Tanjung Mas, Muji Hartanto mengatakan jika dulunya kawasan tersebut memang pernah menjadi taman, namun seiring berjalan waktu taman tersebut tidak lagi dirawat bahkan banyak sekali sampah dari sisa warga yang datang ke taman tersebut dan membuang sampah sembarangan.
“Semakin lama malah jadi tempat sampah. Malah keberadaan karaoke di sini membantu mengamankan lingkungan. Dulu di sini itu kalau malam banyak begal,” beber Totok, sapaannya.
Pihaknya mengaku menaungi lebih dari 100 lapak pedagang dan ruang karaoke. Bahkan ia mengaku para pedagang dan pemilik karaoke sudah cukup lama menggantungkan hidup dari usaha ditempat tersebut.
“Sudah puluhan tahun, bahkan sebelum fly over ini ada. Jadi sejarahnya panjang dan kemudian semakin banyak orang berjualan di sini semakin sulit pula kami mengantisipasi,” jelasnya.
Sementara itu salah seorang pedagang, Rujinem mengaku pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa ketika melihat bangunan lapaknya dibongkar secara paksa oleh petugas dengan menggunakan backhoe.
Ia mengaku sudah bertahun – tahun berjualan ditempat tersebut dan tidak mengalami masalah apapun. Bahkan pembongkaran kali ini diakuinya cukup mengejutkan Rujinem karena cukup mendadak.
“Baru kemarin diberi tahu akan ada pembongkaran ini, saya kira masih beberapa hari lagi tapi ternyata hari ini langsung dilakukan. Ada pedagang yang dibilangi ada yang tidak. Kalau kami digaruk, truk-truk yang parkir liar juga harus ditindak,” ungkapnya.(Haris Akbar Tanjung,)