Berita.Djonews.com, SEMARANG – Lomba masak nasi goreng sempat ramai menjadi bahan gunjingan di kalangan netizen. Namun, lomba yang di gagas oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam rangka menyambut HUT ke-78 RI merupakan menu untuk penanggulangan stunting.
Menurutnya, dengan diadakan lomba masak nasi goreng, para ibu-ibu rumah tangga bisa kembali ke dapur demi mewujudkan ketahanan pangan, urban farming serta keseimbangan gizi makanan.
“Komposisinya 1/3 nasi, 1/6 lauk, 1/6 buah, dan 1/6 sayur merupakan perpaduan gizi yang menjadi program nasional sehingga bisa disajikan di keluarga,” katanya,
Sementara itu Dosen Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Dr Sufiati Bintanah menerangkan, dalam mengkonsumsi suatu makanan, masyarakat perlu mempertimbangkan kandungan nilai gizi.
“Olahan pangan sejenis nasi goreng dikatakan layak dikonsumsi dengan melihat bahan yang dipakai untuk membuatnya,” imbuhnya.
Peraih gelar doktor dari Undip ini, menambahkan masakan yang oleh kalangan masyarakat Jawa umumnya disebut sego goreng itu, di dalamnya mencakup beberapa bahan pangan yang diolah menjadi satu.
Dari beberapa bahan itu semestinya bisa dilihat kelayakan hidangan untuk disajikan. Misal dalam pemakaian minyak goreng, idealnya hanya boleh dipakai sekali untuk memasak. Jangan sampai minyak yang sudah berkali-kali dipakai masih digunakan untuk menggoreng nasi. Lebih dari itu, nasi yang akan digoreng sebaiknya masih baru.
“Nasi seyogyanya bukan dari memasak dalam jangka waktu lama karena adakalanya berisiko sudah basi. Selain itu juga rawan dengan kuman, bakteri dan lain sebagainya yang bisa mengakibatkan munculnya bibit penyakit,” imbuh Sufiati.
Bumbu juga harus diperhitungkan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang alamiah. Sufiati Bintanah bahkan merasa perlu memberikan saran supaya nasi goreng dilengkapi sayur segar atau lalapan. Kendati untuk sebagian orang, sayur seperti kacang-kacangan, jagung, wortel, selada, tomat, kentang, buncis, brokoli, kol, dan lainnya lebih dipakai pemanis hidangan.
“Biasanya pembuatan nasi goreng itu menggunakan banyak minyak/mentega dalam prosesnya. Minyak/mentega merupakan lemak jenuh, yang memiliki efek merugikan bagi kesehatan tubuh,” ungkap dr Etisa.(Haris Akbar Tanjung)