Berita.Djonews.com, SEMARANG – Semenjak adanya rotasi pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terdapat polemik di kalangan masyarakat. Bahkan, ada “slentingan” jika rotasi yang dilakukan berbau suka atau tidak suka.
Salah satu yang disorot warga Kota Semarang ialah terkait mutasi Camat Gajahmungkur, Ade Bhakti. Sebelumnya Ade sapaan akrabnya berkonten menyinggung tentang nasi goreng mbak Ita.
Video tersebut menyoroti tentang nasi goreng dan dianggap oleh sebagian warganet sebagai ejekan terhadap program lomba memasak nasi goreng yang diinisiasi oleh Pemkot Semarang.
Berbagai pernyataan dan spekulasi beredar di media sosial mengenai alasan sebenarnya di balik mutasi camat Gajahmungkur karena nasi goreng mbak Ita.
Terkait hal itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu pun angkat bicara. Menurutnya, mutasi dalam tubuh birokrasi merupakan hal yang biasa dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
Bahkan, ia menegaskan jika proses mutasi dilakukan oleh pertimbangan profesional dan tidak semata-mata campur tangan preferensi pribadi.
Pemkot Semarang dengan tegas membantah anggapan tersebut dan Mbak Ita menekankan kembali bahwa keputusan mutasi tidak terpengaruh oleh unggahan tersebut.
Kejadian ini juga menjadi peringatan bagi pejabat pemerintahan dan aparatur sipil negara (ASN) mengenai penggunaan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab.
Sebagai figur publik, setiap unggahan di media sosial dapat menjadi sorotan dan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pribadi dan instansi yang diwakilinya.
Diharapkan agar dalam menggunakan media sosial, para pejabat dan ASN selalu berpedoman pada etika berkomunikasi dan berpikir tentang implikasi dari setiap unggahan.
Dengan begitu, mereka dapat menjaga integritas dan profesionalitas sebagai abdi negara, serta mencegah polemik yang tidak perlu seperti kasus ini.
Pemerintah Kota Semarang dan Mbak Ita berkomitmen untuk terus berusaha menempatkan pejabat dan ASN pada posisi yang tepat, sesuai dengan keahlian dan bidangnya masing-masing.( Haris Akbar Tanjung)